Yesus Dan Pezinah

Kata Alkitab / 8 February 2008

Kalangan Sendiri

Yesus Dan Pezinah

Admin Spiritual Official Writer
8873

Pada suatu pagi yang cerah Yesus sedang berjalan menuju Bait Allah. Seorang pria yang namanya sedang sangat terkenal di jaman itu diketahui sedang berada disekitar Bait Allah. Maka tak bisa dihindari, kabar itu segera menyebar dan menyebabkan begitu banyak orang mulai berkumpul dengan sengaja untuk mendengar ajaran pria bernama Yesus itu.

Tiba-tiba mereka mendengar kegaduhan!

Dari kerumunan orang, tampak para pemimpin agama datang bersama gerombolan pria yang sedang sibuk berteriak-teriak sambil menyeret seorang wanita cantik yang kemudian diletakkan di tengah-tengah kerumunan tersebut. Beberapa dari mereka kemudian berkata "Wanita ini tertangkap basah berzinah! Dia harus dirajam sampai mati!"

Orang-orang tersebut sangat berniat untuk menjebak Yesus. Mereka sudah menyimpan kebencian yang sangat besar terhadap Yesus yang mereka sangkal sebagai Mesias. Pasalnya, Yesus selama ini telah sering menyembuhkan orang di hari sabat. Padahal hari sabat semestinya hari kudus dimana setiap orang tidak boleh bekerja. Selama ini Yesus juga dikenal sebagai sahabat orang berdosa. Dia sering terlihat berjalan, berbicara dan berbagi hidup dengan mereka. Padahal kan seharusnya orang berdosa harus dihindari!

Kini, mereka berdiri berhadap-hadapan dengan Yesus, siap untuk menjatuhkan dan menjebaknya sambil membawa sang korban, yaitu wanita pezinah tersebut. Dalam kegeraman, mereka sangat berharap Yesus untuk segera berkata "Jangan rajam wanita itu!". Dan jika ya, maka segera sesudah Yesus mengatakan itu, mereka sudah berencana untuk segera menerjangnya dengan mengatakan bahwa kalimat Yesus itu bertentangan dengan hukum Musa. Di satu sisi, mereka pun sudah siap jika Yesus mengatakan "Rajam saja!". Mereka akan berkata bahwa Yesus pun memang harus tunduk pada hukum yang berlaku.

Dalam penantian tersebut, tiba-tiba Yesus mengatakan sesuatu yang sama sekali di luar dugaan. "Siapa yang tidak pernah berbuat dosa, hendaklah ia dulu yang pertama melempar batu..." ujar Yesus. Kerumunan orang yang tadinya ramai itu langsung hening sesaat dan momen dramatik itupun terjadi. Roh Kudus bekerja di antara mereka sehinga mereka mulai berpikir bahwa jika mereka melempar batu itu, maka mereka pun akan terkena batunya karena mereka sendiri orang berdosa. Satu persatu mereka mundur dan pergi meninggalkan Yesus.

Tinggallah Yesus sendiri. Seorang pria, satu-satunya yang memang tidak berdosa. Dan satu-satunya orang yang berhak melempari wanita itu dengan batu.

Pada saat wanita itu ditangkap dan diseret, ia punya kesempatan untuk melihat mata para lelaki yang menangkapnya. Dan kemungkinan di antara mereka ada yang juga sering menggunakan ‘jasanya' sebagai wanita panggilan. Matanya bertemu dengan mata orang-orang yang sama berdosanya dengan dia. Tapi ini pengalaman yang baru! Ia bertatapan dengan mata Yesus, mata yang murni dan tidak berdosa. Mata yang sebenarnya punya hak untuk menghakimi dia saat itu juga. Tapi Yesus menatapnya dan berkata "Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi.."

Saat itu juga dipastikan aliran kasih membasahinya. Wanita itu pasti tahu bahwa inilah yang disebut sebagai kasih sejati. Kasih Yesus.

Mengapa Yesus melakukan itu? Bukankah Imamat 20:10 mencatat dengan jelas apa yang seharusnya dilakukan? Mengapa? Karena Yesus pada saat itu sedang dalam perjalanan untuk menghukum mati dirinya sendiri. Saat itu sudah dekat dengan penyaliban-Nya. Saat itu Dia tahu bahwa Dialah yang akan menanggung dosa dan penghukuman wanita itu dan dibunuh supaya wanita itu bisa hidup.

Inilah keajaiban kasih Yesus. Yesus mati untuk dosa saya, seburuk apapun kesalahan yang saya lakukan dan saya bisa melanjutkan hidup saya dengan damai. Kesalahan terbesar dalam kisah di atas ialah ketika para pria tersebut meninggalkan Yesus dengan wanita itu. Mereka melakukan kesalahan besar. Semestinya mereka tetap tinggal dan membiarkan Yesus menghapus dosa mereka juga.

Jadi jika Anda berdosa, ingatlah untuk menjadi wanita tersebut, jangan justru mundur dan pergi karena malu. Berlututlah dan berkata "Yesus, mungkin saya bukan pezinah. Tapi saya pun membutuhkan pengampunan dan keselamatan".

Sumber: reinhartbonke-cbni

Halaman :
1

Ikuti Kami